BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS »

Pages

11 April, 2010

Charlie and Chocolate Factory - its back


WONKA Factory, produsen penghasil coklat tetap sebagai yang terbaik!
Charlie Bucket sang pemilik, ternyata mewakili kejeniusan dari pemilik yang lama dan tentunya jauh lebih ramah serta tak tertutup ( agak aneh tepatnya. ) inovasi terus dilakukan, baik dari produk pengembangan cemerlang maupun produk model lama. Coklat seperti Choc mix Instan, Bubble Gum, maupun Choc iklan telah layak dikonsumsi dan aman oleh siapapun, namun coklat batangan premium sebagai menu lama tersohor tetap menjadi penjualan utama dan disukai banyak konsumen berbagai umur, tentu saja karena coklat itulah Charlie dapat seperti saat ini, mengelola bisnis mega coklat dan menemukan kebahagiaan besar.
Penjualan laku keras dimana-mana seperti biasa, di kota besar maupun kota kecil, negara maju atau yang biasa saja dengan diikuti keuntungan diluar perhitungan awal.
“Wow! Sungguh fantastik, Charlie mengingatkan kita pada Mr. Wonka, sungguh tak salah pemberian pabrik itu kepadanya dan jelas di masa depan, dunia coklat akan tetap ada dimana-mana.” ungkap sebuah surat kabar terkenal
Menurut Charlie, keberhasilan memimpin Wonka inc. hanya sekedar memenuhi kesenangan akan coklat bagi siapa saja, tak menghiraukan keuntungan besar jadi kualitas dan kepuasan bagi penikmat coklat harus selalu diutamakan.
Untuk mengapresiasikan tingkat penjualan mencapai 100 juta batang coklat, Charlie mengundang lagi para pembeli melalui kunjungan pabrik yang sudah lama tak dilakukan. Penentuan melalui 5 tiket emas sama seperti dulu, yang diletakkan dalam setiap kemasan coklat secara acak lalu disebar ke berbagai negara saat penjualan berikutnya.
Orang-orang mulai harap-harap cemas, siapa yang akan dapat tiket itu.1-2 minggu berlalu, satu tiket berhasil diraih oleh seorang anak perempuan dari London, menyusul tiket kedua oleh bocah Scottish, dan ketiga sampai tiket keempat.
Tersisa tinggal satu tiket emas saja, lalu siapa yang akan dapat? Para pembeli dan maniak coklat terus berburu, bahkan harus dengan memborong tiap paket kotak besar diberbagai Mart dan toko kue.
1 minggu lewat, tiket masih belum ditemukan, hari kunjungan semakin dekat.
“Apakah tiket emas terakhir telah raib? Atau sengaja disembunyikan sambil menunggu penawaran paling mahal?”
Benar saja, orang-orang mulai tak sabar, mencari kesempatan untuk mau membayar berapapun harganya.. asal tiket ada ditangan.

“Tiket terakhir memang sampai saat ini belum tersentuh tapi saya nyatakan tetap ada, karena masih beribu-ribu stok coklat ditiap store…. Jika sampai jam 9 pagi hari, sang pemenang terakhir belum muncul, acara akan tetap dilanjutkan dengan hanya empat orang saja.” begitu kata Charlie mengumumkan di media tv.
Malam disuatu bukit salju rendah, terdapat apartemen batu tinggi jauh dari keramaian dan menyendiri.
“Willy… dimana kau?” panggil sebuah suara
“Yaa, aku datang, pap!!!”” jawab seorang, dengan penampilan nyentrik dan berambut mangkuk yang tebal.
“Kemari, apa kau tahu hari apa ini?” tanya papa
“Hari sabtu malam, tentu hari acara menonton drama show kesukaanku.” jawab Willy
“Bukan, tapi saatnya pemeriksaan gigi bulanan.” kata papa
“Ups, tak ada masalah. Jadi tak perlu ada yang perlu dilihat.” ucap Willy sambil membalikkan badan berusaha menghindar tapi segera ditarik ke ruang pemeriksaan, dan terduduk.
“Buka mulutmu, hm cepat.” kata papa
Willy bersikeras menutupnya, tapi pandangan marah papa membuatnya takut, lalu akhirnya dibuka pelan-pelan. Pandangan Willy kosong, ingin cepat menyelesaikan pemeriksaan karena TV Show akan mulai sebentar lagi.
“Lihat, kotor sekali… masih jarang menggunakan floss.” ledek papa
Setelah usai, Willy segera beranjak, “Sebentar Willy, ini aku ada sesuatu untukmu, sekitar 2 minggu lalu aku membelinya di kota tapi baru aku berikan hari ini karena terlupakan.”
“Apa ini?” tanya Willy
“Sudah kau buka saja, tentu kau tak akan lupa.” kata papa
Minggu pagi, seluruh warga telah berkumpul didepan gerbang pabrik coklat Wonka, reporter Tv sibuk meliput acara dari berbagai arah. Ketika detak jam 9 berbunyi bersamaan dengan terbuka gerbang, empat anak bersama masing-masing satu orang tua yang menemani melangkah ke halaman muka pabrik; perasaan senang bercampur tegang meliputi semua.
“Baik, aku Charlie pemilik Wonka Inc. selamat datang bagi para pemegang kartu emas yang berkesempatan mendapat kunjungan melihat pembuatan coklat terbesar didunia. Nanti diakhir waktu, akan ada hadiah spesial bagi mereka yang bertahan. Hm nampaknya tiket terakhir juga belum datang, ok kita lanjutkan saja.”
Rombongan bersama Charlie masuk ke Hall utama, ketika baru beberapa langkah terdengar teriakan, “Tunggu, kami datang.” muncul tangan melambai diantara kerumunan warga, semua pun menoleh, terdengar teriakan terkejut dan muncul bisik-bisik kecil
“Hello Charlie, lama tak jumpa. Senang sekali rasanya bisa disini.” ucap suara
“Mr Wonka!” terkejut Charlie “Aku juga senang kau datang, tapi urusan apa?”
“Lihat, lihat… aku punya ini” kata Willy sambil menunjukkan tiket emas terakhir yang selama ini dicari-cari.
“Aku juga bawa papa, so mari kita masuk cepat, mudah-mudahan kau belum mendekorasi tempat ini juga Oompa Loompas.”
“Oh, baik!” kata Charlie masih tetap heran

"Masa pemilik lama, yang dapat tiket terakhir... sungguh kebetulan aneh." kata seorang warga